Pamanku Kesalahanku

Tidak Punya Ayah 



Tidak Punya Ayah 

0Xie Xize hanya terdiam mendengar ucapan Latiao.      
0

Semua ucapan yang ingin dilontarkannya pada saat ini seketika tidak bisa diungkapkan.      

Sikap anak ini kepadanya sudah menjadi masalah yang terlalu sulit untuk dipecahkan, sesulit mengatur ibunya.     

Bahkan jika menggunakan kecerdasan penjahat seperti dirinya, Xie Xize tetap saja merasa bahwa anak kecil ini seperti lubang hitam. Tidak bisa didesak, tidak bisa dipaksa. Kapanpun menghadapinya, ia terus saja tidak bisa mengungkapkan kata benci padanya.      

Tidak beberapa lama, Latiao melompat dari ayunan dan menghela nafas dengan kesal, "Anak tanpa ayah sungguh menyedihkan!"     

Ia pun berbicara sambil meletakkan tangannya di belakang punggung, persis seperti kakek-kakek yang berpengalaman dalam perubahan hidup!     

Xie Xize maju selangkah, lalu mengangkat tubuh Latiao, "Kamu pasti punya ayah."     

Latiao seketika digantung di dinding. Ia pun melawan sambil menendang-nendang dengan dua kakinya yang pendek. "Aku tahu, kalau tidak punya ayah, dari mana aku berasal? Ayahku sudah pergi lebih awal, aku tahu itu. Aku bukanlah anak usia dua tahun!" Ucapnya.     

"Lepaskan aku, bajuku kusut!"     

Ketika mereka berdua sedang berselisih, tiba-tiba datanglah suara yang tajam dan menusuk telinga.      

"Ada kelinci kecil yang punya ibu, tetapi tidak punya ayah, berani memukul anakku. Bahkan jika langit terbalik, tidak ada seorang pun di Jinchuan yang berani menyakiti anakku... Aku ingin lihat anak liar yang berani memukul anakku itu. Di mana dia? Cepat munculah!"     

Latiao melihat ke sumber suara. Ia melihat seorang wanita yang sangat kaya raya dan berhias permata bergegas berjalan masuk dari luar taman kanak-kanak ini. Guru taman kanak-kanak mencoba menghentikannya, tetapi tidak berhasil.     

Kepala taman kanak-kanak pun tidak hentinya membujuk, "Nyonya Gao, begini, sebenarnya masalah ini... kemungkinan adalah kecelakaan. Rekaman kamera pengawas kami tidak menunjukkan bahwa anak Anda disakiti Han Weilan. Malahan, suami Anda-lah yang memukul seorang anak, jadi…"     

Kepala taman kanak-kanak belum selesai berbicara, Nyonya Gao mendorong orang itu menjauh, "Anak saya bilang bahwa anak sialan itulah yang menjebaknya, Apa lagi yang mau dibuktikan?" Kata Nyonya Gao sambil menunjuk Latiao.      

"Lalu, memangnya kenapa kalau suamiku memukulnya? Anak sialan itu seperti embrio murahan yang tidak bisa dibandingkan dengan anakku. Tahu kan status anakku? Dia itu tidak ada apa-apanya dibanding anakku."      

"Dia sudah melukai anakku sampai parah. Sepuluh nyawanya saja masih tidak cukup untuk membayar perbuatannya!" Perempuan itu berkata dengan sangat congkak.      

Mendengar perkataan tajam seperti itu, mata Xie Xize membeku. Bagian dasar matanya tampak seperti pisau angin pedang yang sudah menghujam hatinya. Bahkan aura dingin langsung menyelimuti dirinya.     

Xie Xize pun perlahan memeluk Latiao dengan erat, kemudian dengan tenang menatap wanita yang bergegas mendekati mereka berdua ini.     

Latiao mengangkat senyum manis di wajah kecil nan polosnya, 'Datang... datang... wanita itu akhirnya datang…'     

Latiao pun menghela nafas dan berkata, "Paman, kamu dengar? Anak tanpa ayah itu sungguh menyedihkan. Sepanjang hari selalu saja dimaki 'anak sialan' dan semacamnya, siapapun bisa dengan mudah meremehkanku."     

Ucapan anak ini membuat jantung Xie Xize bergetar tiba-tiba.     

Latiao berkata dengan sangat tenang, dengan tidak berdaya dan menunjukkan bahwa usianya benar-benar tidak sesuai dengan perubahan hidup dan kesedihan yang dialaminya.      

Ia pun tiba-tiba mengangkat kepala dan bertanya, "Paman… menurutmu, apakah tidak punya ayah itu adalah balasan dari dosa di masa lalu?"     

Sambil memandang mata anak itu, Xie Xize bisa melihat pandangan yang murni dan jernih. Mata itu adalah permata terbersih di dunia, tanpa kotoran.     

Tampaknya, anak ini sudah terbiasa mendapatkan ejekan yang begitu kasar, sehingga saat ini ia tidak marah dan bisa bersikap sangat tenang. Namun justru karena dia bersikap tenang, tidak menangis, dan tidak menambah masalah, hati Xie Xize jadi seolah-olah dipukul keras.      

Ya, sesungguhnya hal ini sedikit menghancurkan hatinya, membuatnya merasa sakit hingga saat bernapas pun juga terasa nyeri.      

Berapa banyak kesulitan yang telah dilalui untuk membuat anak berusia empat tahun ini menjadi begitu dewasa sebelum waktunya?     

Padahal dulu saat Xie Xize kecil, ia bisa seperti anak-anak polos pada umumnya. Anak yang tidak peduli dengan urusan dunia, yang belum punya dosa, dan tidak tahu apa-apa.     

Xie Xize pun memeluk Latiao dengan erat, suaranya ditekan dan serak, "Akulah yang tidak baik."     

"Selanjutnya, aku tidak akan melakukan itu lagi." Lanjutnya.     

Latiao tersenyum manis, "Paman, kamu sangat aneh. Lagi pula, apa hubungannya denganmu...?"     

Xie Xize tidak berbicara, lalu berjalan menuju wanita yang marah itu sambil menggendong Latiao!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.